Senin, 20 April 2015

"Bahan Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari"

Makalah ini, tugas dalam mata kuliah "Alat Pengelolaan Lab" Ta.2013 untuk menambah ilmu pengetahuan tentang bahan-bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari. 
Semoga makalah saya ini,dapat bermanfaat buat ade-ade tingkat dan para pembaca.
:)




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan berbagai bahan kimia. Dari mulai makanan yang kita makan, bahan pewarna, pengawet, sampai pembungkus produk-produk telah menggunakan bahan kimia. Sebagian besar dari masyarakat tidak menyadari akan bahaya dari bahan-bahan kimia tersebut, bahan kimia yang banyak digunakan didalam kehidupan sehari-hari memang tidak memberikan akibat secara langsung dan cepat, namun membutuhkan waktu yang lama.
Seiring perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, semakin banyak industri yang menghasilkan barang yang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan kita. Mulai dari deterjen, sabun, sampo, pemutih, bahan pewangi, pembasmi serangga sampai pada bahan makanan dan bumbu masak yang kita komsumsi, hampir semuanya merupakan bahan kimia hasil industri. Diantara bahan-bahan kimia tersebut ada yang berbahaya atau bersifat racun, oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui jenis, sifat-sifat, kegunaan, serta bahaya dari setiap bahan-bahan kimia yang kita gunakan di rumah.
Kita mungkin tahu polimer yang merupakan suatu golongan bahan kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari maupun dalam industri. Polimer meliputi plastik, karet, serat, dan nilon. Beberapa senyawa penting dalam tubuh makhluk hidup, yaitu karbohidrat (polisakarida), protein, dan asam nukleat, juga merupakan polimer. Berbagai polusi di sekitar kita merupakan berbagai akibat pula dari bahan-bahan kimia yang kita gunakan, dari polusi udara yang disebabkan oleh berbagai gas yang menyebabkan polusi, bermacam pupuk yang digunakan para petani kita juga menyababkan polusi tanah. Kita sebagai manusia mempunyai tugas untuk melestarikan alam. Kita harus bisa memanfaatkan alam dengan seimbang agar tidak merusak alam.
B.     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Apa pengertian bahan-bahan kimia?
2.      Apa saja penggolongan bahan-bahan kimia di lingkungan rumah tangga?
3.      Apa saja penggolongan bahan-bahan kimia di lingkungan luar rumah tangga?
4.      Apa saja bahaya bahan-bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari khususnya pada lingkungan sekitar?

C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Untuk mengetahui pengertian bahan-bahan kimia.
2.      Untuk mengetahui penggolongan bahan-bahan kimia di lingkungan rumah tangga.
3.      Untuk mengetahui penggolongan bahan-bahan kimia di ligkungan luar rumah tangga.
4.      Untuk mengetahui bahaya bahan-bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari khususnya lingkungan sekitar.

D.    Manfaat Penulisan
Penulis berharap makalah ini dapat di terima di kalangan masyarakat luas, serta makalah ini dapat berguna bagi para pembaca, dan semoga para pembaca mendapatkan pengetahuan setelah membaca makalah ini.






BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahan-Bahan Kimia.
Bahan kimia merupakan bahan-bahan yang biasanya di sebut materi yang semua materi terdiri dari bahan kimia. Namun dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan “materi” daripada “bahan kimia”. Jika ditinjau dari asalnya, bahan kimia dapat dibagi kedalam dau golongan, yaitu:
a. Bahan kima alami, yaitu bahan kimia yang terdapat di alam. Misalnya air, kayu, bawang, kunyit, dan lain-lain.
b. Bahan kimia sintesis, atau bahan kimia buatan pabrik. Misalnya deterjen, plastik, sampo, bahan pembasmi serangga, dan lain-lain.
Bahan kimia alami umumnya tidak menimbulkan masalah, baik bagi manusia maupun lingkungan. Sebaliknya bahan kimia sintesis dapat menimbulkan masalah. Masalah dapat terjadi karena ada beberapa bahan kimia yang bersifat racun, atau sukar terurai oleh mikroorganisme, sehingga limbahnya mencemari lingkungan.
B. Penggolongan Bahan-Bahan Kimia Di Lingkungan Rumah Tangga
Berbagai jenis bahan kimia yang kita gunakan dirumah dapat dikelompokkan berdasarkan penggunaannya yaitu
1. Bahan pembersih.
Bahan pembersih yang sering digunakan yaitu sabun. Sabun mampu mengankat kotoran yang menepel pada kulit atau pakaian, kemudian melarutkannya dalam air. Selain sabun dikenal pula deterjen yang lebih ampuh dari sabun untuk mencuci pakaian. Kedalam deterjen ditambahkan bahan tertentu sehingga kotoran yang sudah lepas tidak menempel lagi pada cucian. Bahan pembersih yang lain misalnya pembersih lantai, pembersih kaca, dan lain-lain.

2. Bahan pemutih

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiedw3RYb5ZSD8aOVp8FTi6sMajOWCYSgbdBRu6JbVWh7nuLsFTFOh8ycI3cbWanghKNJuNiClPBcr7TB__eiG04QLtj0SVfQ4K4nnMrA-LLNlM2kmRT9ISi-HRjBMMQRYlBF96-PaIUoZP/s1600/bayclin_varian.png

Pemutih pakaian digunakan untuk menghilangkan noda membandel yang menempel pada pakaian, serta dapat membunuh bakteri. Pemutih tersedia dalambentuk larutan maupun serbuk. Pemutih juga digunakan sebagai disinfektan.
Pemutih yang beredar dipasaran, umumnya mengandung senyawahipoklorit sebagai bahan aktifnya. Latutan pemutih mengandungsenyawa natrium hipoklorit (NaClO) dengan kadar 5,25 % ; sedangkan serbuk pemutih mengandung senyawa kalsium hipoklorit, Ca(ClO)2. Senyawa hipoklorit mudah melepaskan klorin. Dalam kadar tinggi klorin dapat merusak pakaian. Pemutih Hipoklorit tidak baik untukbahan poliester, sebab lebih memberikesan kuning daripada memutihkan. Pemutih merupakan bahan kimia yang sangat reaktif. Mencampur bahan pemutih dengan bahan rumah tangga lainnya dapat sangat berbahaya. Misalnya, jika pemutih dicampur dengan pembersih klosetyang mengandung asam klorida dapat menghasilkan gas klorin. Gasklorin dapat merusak saluran pernafasan, dan jika kadarnya cukup besar dapat mematikan. Mencampur pemutih dengan ammonia juga menghasilkan gas beracun, yaitu kloramin (NH2Cl) dan hidrazin (N2H4). Oleh karena itu jangan sekali-kali mencampur pemutih dengan bahan lain tanpa petunjuk atau pengetahuna yang jelas.
3. Bahan pewangi
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6HYxEc3YJVgL34JVSB0nRPUq2XAc0sN8Zi_wyxdtpopP7zrCxxOXorGv7ig7aKgK4L7l8lcnYW-Zel0D9QcDfKx2XYY0_pNXO2zQKwPMr75V9QCgDGrCTMwc-nWIbb_-915f3rLGL_Bhj/s1600/3.jpeg
Senyawa yang digunakan sebagai bahan pewangi biasanya diperoleh dari alam, misalnya tananman melati dan mawar. Namun para ahli juga berupaya mendapatkan senyawa buatan (sintesis) yang lebih murah daripada yang alami. Seiring dengan perkembangan zaman, penggunaan ini semakin berkembang. Pewangi atau parfum digunakan pada setiap produk, mulai dari produk kebutuhan wanita, hingga produk kebutuhan rumah tangga seperti cairan pembersih bahkan obat anti nyamuk. Produk yang memiliki wewangian yang khas dan menarik memang cukup digemari oleh masyarakat, karena memang kesan bersih, segar dan menyenangkan akan ditimbulkan dari wewangian tersebut.
4. Bahan pembasmi serangga
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLApuR9P13fzZtnveRrAbBPtaLVoIp1ynnrUHgXbsdrJ-PlN9Lu_rSwtrBS2RrMNPZ62Illu74Fh49Qv9KsU4ffMtIcSRtKrJWAfBGdtFYUmdvR8G_xfaEgziIVUjhgrX3VnV4pgJDM88D/s1600/4.jpeg

Obat nyamuk sering di gunakan untuk mengusir nyamuk, begitupun petani yang menggunakan obat pembasmi serangga untuk membunuh belalang, atau kumbang penggerek. Bahan Pembasmi serangga tergolong zat yang bersifat racun. Zat ini tidak hanya beracun bagi serangga, tetapi juga bagi berbagai jenis hewan lain, bahkan bagi manusia. Adapun macam-macam obat pembasmi serangga yaitu DDT, aldrin, dieldrin, dan endrin. Meskipun demikian, obat pembasmi serangga juga berbahaya jika digunakan secara berlebihan. Efek samping obat pembasmi serangga dalam dunia pertanian dapat merusak kesehatan karena terutama kesehatan petani yang menggunakannya. Oleh karena itu sebaiknya diperhatikan cara pengggunaannya. DDT yang sering digunakan dirumah
C. Penggolongan Bahan-Bahan Kimia Di Lingkungan Luar Rumah Tangga.
Klasifikasi atau penggolongan bahan kimia berbahaya diperlukan untuk memudahkan pengenalan serta cara penanganan dan transportasi. Secara umum bahan kimia berbahya diklasifikasikan menjadi beberapa golongan diantaranya sebagai berikut :
- Bahan Kimia Beracun (Toxic)
- Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
- Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)
- Bahan Kimia Peledak (Explosive)
- Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)
 Bahan Kimia Peledak (Explosive) Adalah suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya yang karena suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu yang tinggi, sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya. Zat eksplosif amat peka terhadap panas dan pengaruh mekanis (gesekan atau tumbukan), ada yang dibuat sengaja untuk tujuan peledakan atau bahan peledak seperti trinitrotoluene (TNT), nitrogliserin dan ammonium nitrat (NH4NO3).
Pengelompokkan bahan peledak secara ilmiah berdasarkan komposisi senyawa kimia dibagi atas bahan peledak senyawa murni (tunggal), bahan peledak campuran dan bahan peledak lemah.
- Bahan Peledak Senyawa Murni (Tunggal)
Bahan peledak senyawa murni dikelompokkan atas dua kelompok, yaitu bahan peledak murni (Primary Explosive) dan bahan peledak kuat (High Explosive) termasuk di dalamnya adalah : merkuri, fulminate, timbal azida, Sianurat triazia (CTA), Diazonitrofenol (DDNP), tetrasen, heksametilendiamin Peroksida (HMTD) Trinitrotoluen (TNT), dinitrobenzene, dinitrotoluen (DNT), dinitrofenol, ammonium pitrat, trinitro-m-xylen (TMX), trinitroanisol (TNA), etilen gloikol dinitrat (EGDN), nitroselulosa (NG), nitrogliserin (NG), ammonium nitrat, dipentaaeritritol (Dipen), dan lain-lain
- Bahan peledak campuran.
Bahan peledak campuran banyak digunakan karena memiliki banyak keunggulan daripada bahan peledak tunggal. Bahan peledak campuran ini dikelompokkan atas bahan peledak kuat (High Explosive) dan bahan peledak lemah (Low Explosive. - Bahan peledak kuat (High Explosive) Bahan peledak jenis ini memiliki kecepatan denotasi antara 1.000-8.500 m/s. Bahan peledak kuat berupa campuran yang sering digunakan baik dalam bidang militer maupun sipil dengan tujuan sebagai penghancur. Yang tergolong bahan peledak kuat adalah : amatol, ammano, amonium nitrat fuel oil (ANFO), siklotol, dinamit, oktol, pentolik,pikratol,bomplastik.
- Bahan peledak lemah (Lom Explosive)
Bahan peledak lemah bukan merupakan bahan ledak yang penghancur, tetapi digunakan sebagai bahan isian pendorong pada amunisi, bahan pendorong ini dikenal juga dengan nama Propelan. Bahan peledak jenis ini memiliki kecepatan detonasi antara 400-800 m/s. Yang tergolong bahan peledak jenis ini adalah : bubuk hitam (black powder), bubuk tak berasap (smokeless powder), bahan pendorong roket, dan bahan pendorong cair.

:: Bahan peledak “Blasting”, yaitu bahan peledak yang digunakan untuk pertambangan. Sedangkan bahan peledak Bursting adalah bahan peledak yang digunakan dalam sistem senjata, seperti bom, granat, kepala ledak dan sejenisnya. Bahan peledak “blasting” dan/atau “Bursting”.
:: Bahan peledakk “Catridge”, digunakan sebagai pembentuk metal projectile yang berkemampuan tembus atau memotong.
:: Bahan peledak “Propellant”, digunakan sebagai pembentuk gas pendorong dalam peluru senjata atau motor roket.
:: Bahan peledak “Fuse”, bahan peledak yang dipergunakan sebagai pembentuk panas, gas, warna dan sebagainya.
:: Bahan peledak “Pyrotechnic”, bahan peledak yang digunakan sebagai pemula suatu rangkaian proses peledakan.
Pengelompokkan bahan peledak berdasarkan lingkungan penggunaannya yaitu bahan peledak militer dan bahan peledak komersial.
> Bahan peledak militer.Bahan peledak militer harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain :
   - Harus memiliki daya hancur yang dahsyat (very brissant)
   - Peka terhadap pukulan atau tumbukan.
   - Mudah terbakar.
   - Dapat disimpan dengan stabil.
   - Tidak reaktif terhadap logam. dibuat dengan cepat.
Kegunaan.
- Untuk latihan dan operasi militer, destruksi / demolition.
- Bahan peledak komersial
Karakteristik/spesifikasi.
- Bahan peledak komersial harus memiliki beberapa persyaratan antara lain :
   --- Peka terhadap suatu reaksi : panas, getaran, gesekan atau benturan.
   --- Mempunyai kecepatan detonasi teertentu (high dan low explosive).
   --- Memiliki daya tahan air (water resistance) terbatas.
   --- Dapat disimpan dengan stabil.
   --- Menghasilkan gas-gas hasil peledak, yaitu : gas dalam bentuk molekul lebih stabil.
   --- Memerlukan stemming/penyumbatan dalam penggunaannya.
- Macam bahan peledak komersial, adalah semua jenis :
Dinamit, yang dikenal dengan nama “Nitro Glycerine Based Explosives”, Blasting Agents (ANFO)“Water Based Explosives” (slurry, Watergel, Emulsion Explosives). Bahan peledak pembantu “(Blasting Accessories)” seperti Primer (Booster), Detonator, Sumbu Api, Sumbu Peledak, MS Connector (Detonating Relay), Igniter, Igniter Cord, Connector dan sejenisnya. Shaped Charges seperti RDX, HMX, dan sejenisnya.
Kegunaannya:
­Pekerjaan tambang yaitu untuk melepaskan batuan dari batuan induknya antara lain : batu bara, emas, tembaga, aspal industri semen, industri batu belah, industri batu kapur, dan sebagainya serta untuk operasi penambangan minyak dan gas bumi.penghancuran kepal bekas, pengancuran bangunan tua.
D. Bahaya Bahan-Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sehari-Hari.
A. Polusi Udara
Kelembaban udara bergantung pada konsentrasi uap air, dan H2O yang berbeda-beda konsentrasinya di setiap daerah. Kondisi udara di dalam atmosfer tidak pernah ditemukan dalam keadaan bersih, melainkan sudah tercampur dengan gas-gas lain dan partikulat-partikulat yang tidak kita perlukan. Gas-gas dan partikulat-partikulat yang berasal dari aktivitas alam dan juga yang dihasilkan dari aktivitas manusia ini terus-menerus masuk ke dalam udara dan mengotori/mencemari udara di lapisan atmosfer khususnya lapisan troposfer. Apabila bahan pencemar tersebut dari hasil pengukuran dengan parameter yang telah ditentukan oleh WHO konsentrasi bahan pencemarnya melewati ambang batas (konsentrasi yang masih bisa diatasi), maka udara dinyatakan dalam keadaan tercemar.
Pencemaran udara terjadi apabila mengandung satu macam atau lebih bahan pencemar diperoleh dari hasil proses kimiawi seperti gas-gas CO, CO2, SO2, SO3, gas dengan konsentrasi tinggi atau kondisi fisik seperti suhu yang sangat tinggi bagi ukuran manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Adanya gas-gas tersebut dan partikulat-partikulat dengan konsentrasi melewati ambang batas, maka udara di daerah tersebut dinyatakan sudah tercemar. Dengan menggunakan parameter konsentrasi zat pencemar dan waktu lamanya kontak antara bahan pencemar atau polutan dengan lingkungan (udara), WHO menetapkan empat tingkatan pencemaran sebagai berikut:
• Pencemaran tingkat pertama; yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian bagi manusia.
• Pencemaran tingkat kedua; yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan kerugian bagi manusia seperti terjadinya iritasi pada indra kita.
• Pencemaran tingkat ketiga; yaitu pencemaran yang sudah dapat bereaksi pada faal tubuh dan menyebabkan terjadinya penyakit yang kronis.
• Pencemaran tingkat keempat; yaitu pencemaran yang telah menimbulkan sakit akut dan kematian bagi manusia maupun hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Indonesia merupakan negara di dunia yang paling banyak memiliki gunung berapi (sekitar 137 buah dan 30% masih dinyatakan aktif). Oleh sebab itu Indonesia mudah mengalami pencemaran secara alami. Selain itu adanya kebakaran hutan akibat musim kemarau panjang ataupun pembakaran hutan yang disengaja untuk memenuhi kebutuhan seperti terjadi di Kalimantan dan di Sumatera dalam tahun 1997 dan tahun 1998 menyebabkan terjadinya pencemaran yang cukup menghawatirkan, karena asap tebal hasil kebakaran tersebut menyeberang ke negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Asap tebal dari hasil kebakaran hutan ini sangat merugikan, baik dalam segi ekonomi, transportasi (udara, darat dan laut) dan kesehatan. Akibat asap tebal tersebut menyebabkan terhentinya alat-alat transportasi karena dikhawatirkan akan terjadi tabrakan.
Selain itu asap itu merugikan kesehatan yaitu menyebabkan sakit mata, radang tenggorokan, radang paru-paru dan sakit kulit. Pencemaran udara lainnya berasal dari limbah berupa asap yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar kedaraan bermotor dan limbah asap dari industri.
2. Polusi Air
Pencemaran air terjadi apabila dalam air terdapat berbagai macam zat atau kondisi (misal Panas) yang dapat menurunkan standar kualitas air yang telah ditentukan, sehingga tidak dapat digunakan untuk kebutuhan tertentu. Suatu sumber air dikatakan tercemar tidak hanya karena tercampur dengan bahan pencemar, akan tetapi apabila air tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan tertentu, Sebagai contoh suatu sumber air yang mengandung logam berat atau mengandung bakteri penyakit masih dapat digunakan untuk kebutuhan industri atau sebagai pembangkit tenaga listrik, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga (keperluan air minum, memasak, mandi dan mencuci).
Sumber penyebab terjadinya pencemaran air ada beberapa penyebab antara lain apabila air terkontaminasi dengan bahan pencemar air seperti sampah rumah tangga, sampah lembah industri, sisa-sisa pupuk atau pestisida dari daerah pertanian, limbah rumah sakit, limbah kotoran ternak, partikulat-partikulat padat hasil kebakaran hutan dan gunung berapi yang meletus atau endapan hasil erosi tempat-tempat yang dilaluinya.
Bahan Pencemar air
Pada dasarnya Bahan Pencemar Air dapat dikelompokkan menjadi:
a. Kimia :
Dalam kimia bahan pencemaran air digolongkan menjadi dua, yaitu:
• Senyawa Organik : zat warna, detergent, organoklor,minyak
• Senyawa Arganik :asam, basa, garam,logam berat, zat radioaktif
b. Fisika :
Ada 2 macam golongan penyebab pencemaran air dalam fisika, yaitu:
• Materi Terapung : busa, sampah, kayu
• Materi tersuspensi : kotoran manusia,hewan, dan tanah
c. Biologi :
Penyebab pencemaran air yang masuk kedalam kelompok biologi yaitu: mikroba patogen, lumut, dan tumbuhan air.
Sesuai dengan bahan pencemar yang terdapat dalam sumber air, maka parameter yang biasa digunakan untuk mengetahui standar kualitas air pun berdasarkan pada bahan pencemar yang mungkin ada, antara lain dapat dilihat dari:
a. warna, bau, dan/atau rasa dari air.
b. Sifat-sifat senyawa anorganik (pH, daya hantar spesifik, daya larut oksigen, daya larut garam-garam dan adanya logam-logam berat).
c. Adanya senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam sumber air.
d. Keradioaktifan misal sinar ß.
e. Sifat bakteriologi (misal bakteri coli, kolera, disentri, typhus).
3. Polusi Tanah
Sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen dan oksida belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga, menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah.
Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya, tercemari zat radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, dan juga, limbah deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut.
Dari pembahasan tersebut di atas, maka sumber bahan pencemar tanah dapat dikelompokkan juga menjadi sumber pencemar yang berasal dari:
a. Sampah rumah tangga, sampah pasar dan sampah rumah sakit.
b. Gunung berapi yang meletus/kendaraan bermotor.
c. Limbah industri.
d. Limbah reaktor atom/PLTN.
1) Komponen Bahan Pencemar Tanah
Komponen-komponen bahan pencemar yang diperoleh dari sumber-sumber bahan pencemar tersebut di atas antara lain berupa:
a) Senyawa organik yang dapat membusuk karena diuraikan oleh mikroorganisme, seperti sisa-sisa makanan, daun, tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati.
b) Senyawa organik dan senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan/ diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur.
c) Pencemar Udara berupa gas yang larut dalam air hujan seperti oksida nitrogen (NO dan NO2), oksida belerang (SO2 dan SO3), oksida karbon (CO dan CO2), menghasilkan hujan asam yang akan menyebabkan tanah bersifat asam dan merusak kesuburan tanah/ tanaman.
d) Pencemar berupa logam-logam berat yang dihasilkan dari limbah?industri seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah.
e) Zat radioaktif yang dihasilkan dari PLTN, reaktor atom atau dari percobaan lain yang menggunakan atau menghasikan zat radioaktif.
2) Cara pencegahan Dan Penanggulangan
Pencegahan dan penanggulangan merupakan dua tindakan yang tidak dapat dipisah-pisahkan dalam arti biasanya kedua tindakan ini dilakukan untuk saling menunjang, apabila tindakan pencegahan sudah tidak dapat dilakukan, maka dilakukan langkah tindakan. Namun demikian pada dasarnya kita semua sependapat bahwa tindakan pencegahan lebih baik dan lebih diutamakan dilakukan sebelum pencemaran terjadi, apabila pencemaran sudah terjadi baik secara alami maupun akibat aktivisas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baru kita lakukan tindakan penanggulangan.
Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya bahan pencemar, antara lain:
a. Penghancuran sampah di udara terbuka.
b. Pemanasan tanpa udara (pirolasi).
c. Penimbunan ke dalam tanah sehingga menjadi kompos.
Apabila pencemaran telah terjadi, maka perlu dilakukan penanggulangan terhadap pencemara tersebut. Tindakan penanggulangan pada prinsipnya mengurangi bahan pencemar tanah atau mengolah bahan pencemar atau mendaur ulang menjadi bahan yang bermanfaat. Tanah dapat berfungsi sebagaimana mestinya, tanah subur adalah tanah yang dapat ditanami dan terdapat mikroorganisme yang bermanfaat serta tidak punahnya hewan tanah. Langkah tindakan penanggulangan yang dapat dilakukan antara lain dengan cara:
1) Sampah-sampah organik yang tidak dapat dimusnahkan (berada dalam jumlah cukup banyak) dan mengganggu kesejahteraan hidup serta mencemari tanah, agar diolah atau dilakukan daur ulang menjadi barang¬barang lain yang bermanfaat, misal dijadikan mainan anak-anak, dijadikan bahan bangunan, plastik dan serat dijadikan kesed atau kertas karton didaur ulang menjadi tissu, kaca-kaca di daur ulang menjadi vas kembang, plastik di daur ulang menjadi ember dan masih banyak lagi cara-cara pendaur ulang sampah.
2) Bekas bahan bangunan (seperti keramik, batu-batu, pasir, kerikil, batu bata, berangkal) yang dapat menyebabkan tanah menjadi tidak/kurang subur, dikubur dalam sumur secara berlapis-lapis yang dapat berfungsi sebagai resapan dan penyaringan air, sehingga tidak menyebabkan banjir, melainkan tetap berada di tempat sekitar rumah dan tersaring. Resapan air tersebut bahkan bisa masuk ke dalam sumur dan dapat digunakan kembali sebagai air bersih.
3) Hujan asam yang menyebabkan pH tanah menjadi tidak sesuai lagi untuk tanaman, maka tanah perlu ditambah dengan kapur agar pH asam berkurang.
Dengan melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran lingkungan hidup (pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah) berarti kita melakukan pengawasan, pengendalian, pemulihan, pelestarian dan pengembangan terhadap pemanfaatan lingkungan) udara, air dan tanah) yang telah disediakan dan diatur oleh Allah sang pencipta, dengan demikian berarti kita mensyukuri anugerah-Nya.





















BAB III
KESIMPULAN
Bahan kimia merupakan bahan-bahan yang biasanya di sebut materi yang semua materi terdiri dari bahan kimia. Namun dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan “materi” daripada “bahan kimia”. Berbagai jenis bahan kimia yang kita gunakan dirumah dapat dikelompokkan berdasarkan penggunaannya yaitu bahan pembersih, bahan pemutih, bahan pewangi, dan bahan pembasmi serangga.  Ada pula bahan kimia di lingkungan luar rumah tangga yaitu bahan kimia beracun (Toxic), bahan kimia korosif (Corrosive), bahan kimia mudah terbakar (Flammable), bahan kimia peledak (Explosive), bahan kimia oksidator (Oxidation). Selain itu bahan kimia juga berbahaya dalam kehidupan sehari-hari seperti polusi udara, polusi air, serta polusi tanah.






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar