Makalah ini, tugas dalam mata kuliah "Alat Pengelolaan Lab" Ta.2013 untuk menambah ilmu pengetahuan tentang bahan-bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga makalah saya ini,dapat bermanfaat buat ade-ade tingkat dan para pembaca.
:)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan berbagai bahan kimia. Dari mulai
makanan yang kita makan, bahan pewarna, pengawet, sampai pembungkus produk-produk
telah menggunakan bahan kimia. Sebagian besar dari masyarakat tidak menyadari
akan bahaya dari bahan-bahan kimia tersebut, bahan kimia yang banyak digunakan
didalam kehidupan sehari-hari memang tidak memberikan akibat secara langsung
dan cepat, namun membutuhkan waktu yang lama.
Seiring perkembangan zaman dan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, semakin banyak industri yang menghasilkan barang
yang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan kita. Mulai dari deterjen, sabun,
sampo, pemutih, bahan pewangi, pembasmi serangga sampai pada bahan makanan dan
bumbu masak yang kita komsumsi, hampir semuanya merupakan bahan kimia hasil
industri. Diantara bahan-bahan kimia tersebut ada yang berbahaya atau bersifat
racun, oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui jenis, sifat-sifat,
kegunaan, serta bahaya dari setiap bahan-bahan kimia yang kita gunakan di
rumah.
Kita
mungkin tahu polimer yang merupakan suatu golongan bahan kimia yang banyak
digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari maupun dalam industri. Polimer
meliputi plastik, karet, serat, dan nilon. Beberapa senyawa penting dalam tubuh
makhluk hidup, yaitu karbohidrat (polisakarida), protein, dan asam nukleat,
juga merupakan polimer. Berbagai polusi di sekitar kita merupakan berbagai
akibat pula dari bahan-bahan kimia yang kita gunakan, dari polusi udara yang
disebabkan oleh berbagai gas yang menyebabkan polusi, bermacam pupuk yang
digunakan para petani kita juga menyababkan polusi tanah. Kita sebagai manusia
mempunyai tugas untuk melestarikan alam. Kita harus bisa memanfaatkan alam
dengan seimbang agar tidak merusak alam.
B.
Rumusan
masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Apa pengertian bahan-bahan kimia?
2. Apa saja penggolongan bahan-bahan
kimia di lingkungan rumah tangga?
3. Apa saja penggolongan bahan-bahan kimia
di lingkungan luar rumah tangga?
4. Apa saja bahaya bahan-bahan kimia dalam
kehidupan sehari-hari khususnya pada lingkungan sekitar?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian bahan-bahan
kimia.
2. Untuk mengetahui penggolongan
bahan-bahan kimia di lingkungan rumah tangga.
3. Untuk mengetahui penggolongan
bahan-bahan kimia di ligkungan luar rumah tangga.
4. Untuk mengetahui bahaya bahan-bahan
kimia dalam kehidupan sehari-hari khususnya lingkungan sekitar.
D.
Manfaat Penulisan
Penulis berharap makalah ini dapat
di terima di kalangan masyarakat luas, serta makalah ini dapat berguna bagi
para pembaca, dan semoga para pembaca mendapatkan pengetahuan setelah membaca
makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahan-Bahan Kimia.
Bahan
kimia merupakan bahan-bahan yang biasanya di sebut materi yang semua materi
terdiri dari bahan kimia. Namun dalam kehidupan sehari-hari kita sering
menggunakan “materi” daripada “bahan kimia”. Jika ditinjau dari asalnya, bahan
kimia dapat dibagi kedalam dau golongan, yaitu:
a.
Bahan kima alami, yaitu bahan kimia yang terdapat di alam. Misalnya
air, kayu, bawang, kunyit, dan lain-lain.
b.
Bahan kimia sintesis, atau bahan kimia buatan pabrik. Misalnya deterjen, plastik,
sampo, bahan pembasmi serangga, dan lain-lain.
Bahan
kimia alami umumnya tidak menimbulkan masalah, baik bagi manusia maupun
lingkungan. Sebaliknya bahan kimia sintesis dapat menimbulkan masalah. Masalah
dapat terjadi karena ada beberapa bahan kimia yang bersifat racun, atau sukar
terurai oleh mikroorganisme, sehingga limbahnya mencemari lingkungan.
B. Penggolongan Bahan-Bahan Kimia Di
Lingkungan Rumah Tangga
Berbagai jenis bahan kimia yang
kita gunakan dirumah dapat dikelompokkan berdasarkan penggunaannya yaitu
1. Bahan pembersih.
Bahan pembersih yang sering
digunakan yaitu sabun. Sabun mampu mengankat kotoran yang menepel pada kulit
atau pakaian, kemudian melarutkannya dalam air. Selain sabun dikenal pula
deterjen yang lebih ampuh dari sabun untuk mencuci pakaian. Kedalam deterjen
ditambahkan bahan tertentu sehingga kotoran yang sudah lepas tidak menempel
lagi pada cucian. Bahan pembersih yang lain misalnya pembersih lantai,
pembersih kaca, dan lain-lain.
2. Bahan pemutih
Pemutih
pakaian digunakan untuk menghilangkan noda membandel yang menempel pada
pakaian, serta dapat membunuh bakteri. Pemutih tersedia dalambentuk larutan
maupun serbuk. Pemutih juga digunakan sebagai disinfektan.
Pemutih
yang beredar dipasaran, umumnya mengandung senyawahipoklorit sebagai bahan
aktifnya. Latutan pemutih mengandungsenyawa natrium hipoklorit (NaClO) dengan
kadar 5,25 % ; sedangkan serbuk pemutih mengandung senyawa kalsium hipoklorit,
Ca(ClO)2. Senyawa hipoklorit mudah melepaskan klorin. Dalam kadar tinggi klorin
dapat merusak pakaian. Pemutih Hipoklorit tidak baik untukbahan poliester,
sebab lebih memberikesan kuning daripada memutihkan. Pemutih merupakan bahan
kimia yang sangat reaktif. Mencampur bahan pemutih dengan bahan rumah tangga
lainnya dapat sangat berbahaya. Misalnya, jika pemutih dicampur dengan
pembersih klosetyang mengandung asam klorida dapat menghasilkan gas klorin.
Gasklorin dapat merusak saluran pernafasan, dan jika kadarnya cukup besar dapat
mematikan. Mencampur pemutih dengan ammonia juga menghasilkan gas beracun,
yaitu kloramin (NH2Cl) dan hidrazin (N2H4). Oleh karena itu jangan sekali-kali
mencampur pemutih dengan bahan lain tanpa petunjuk atau pengetahuna yang jelas.
3. Bahan pewangi
Senyawa
yang digunakan sebagai bahan pewangi biasanya diperoleh dari alam, misalnya
tananman melati dan mawar. Namun para ahli juga berupaya mendapatkan senyawa
buatan (sintesis) yang lebih murah daripada yang alami. Seiring dengan
perkembangan zaman, penggunaan ini semakin berkembang. Pewangi atau parfum digunakan
pada setiap produk, mulai dari produk kebutuhan wanita, hingga produk kebutuhan
rumah tangga seperti cairan pembersih bahkan obat anti nyamuk. Produk yang
memiliki wewangian yang khas dan menarik memang cukup digemari oleh masyarakat,
karena memang kesan bersih, segar dan menyenangkan akan ditimbulkan dari
wewangian tersebut.
4. Bahan pembasmi
serangga
Obat
nyamuk sering di gunakan untuk mengusir nyamuk, begitupun petani yang
menggunakan obat pembasmi serangga untuk membunuh belalang, atau kumbang
penggerek. Bahan Pembasmi serangga tergolong zat yang bersifat racun. Zat ini
tidak hanya beracun bagi serangga, tetapi juga bagi berbagai jenis hewan lain,
bahkan bagi manusia. Adapun macam-macam obat pembasmi serangga yaitu DDT,
aldrin, dieldrin, dan endrin. Meskipun demikian, obat pembasmi serangga juga
berbahaya jika digunakan secara berlebihan. Efek samping obat pembasmi serangga
dalam dunia pertanian dapat merusak kesehatan karena terutama kesehatan petani
yang menggunakannya. Oleh karena itu sebaiknya diperhatikan cara
pengggunaannya. DDT yang sering digunakan dirumah
C. Penggolongan Bahan-Bahan Kimia Di
Lingkungan Luar Rumah Tangga.
Klasifikasi
atau penggolongan bahan kimia berbahaya diperlukan untuk memudahkan pengenalan
serta cara penanganan dan transportasi. Secara umum bahan kimia berbahya
diklasifikasikan menjadi beberapa golongan diantaranya sebagai berikut :
-
Bahan Kimia Beracun (Toxic)
-
Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
-
Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)
-
Bahan Kimia Peledak (Explosive)
-
Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)
Bahan
Kimia Peledak (Explosive) Adalah suatu zat padat atau cair atau campuran
keduanya yang karena suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan
tekanan yang besar serta suhu yang tinggi, sehingga menimbulkan kerusakan
disekelilingnya. Zat eksplosif amat peka terhadap panas dan pengaruh mekanis
(gesekan atau tumbukan), ada yang dibuat sengaja untuk tujuan peledakan atau
bahan peledak seperti trinitrotoluene (TNT), nitrogliserin dan ammonium nitrat
(NH4NO3).
Pengelompokkan
bahan peledak secara ilmiah berdasarkan komposisi senyawa kimia dibagi atas
bahan peledak senyawa murni (tunggal), bahan peledak campuran dan bahan peledak
lemah.
- Bahan Peledak Senyawa Murni
(Tunggal)
Bahan
peledak senyawa murni dikelompokkan atas dua kelompok, yaitu bahan peledak
murni (Primary Explosive) dan bahan peledak kuat (High Explosive) termasuk di
dalamnya adalah : merkuri, fulminate, timbal azida, Sianurat triazia (CTA), Diazonitrofenol
(DDNP), tetrasen, heksametilendiamin Peroksida (HMTD) Trinitrotoluen (TNT),
dinitrobenzene, dinitrotoluen (DNT), dinitrofenol, ammonium pitrat,
trinitro-m-xylen (TMX), trinitroanisol (TNA), etilen gloikol dinitrat (EGDN),
nitroselulosa (NG), nitrogliserin (NG), ammonium nitrat, dipentaaeritritol
(Dipen), dan lain-lain
- Bahan peledak campuran.
Bahan
peledak campuran banyak digunakan karena memiliki banyak keunggulan daripada
bahan peledak tunggal. Bahan peledak campuran ini dikelompokkan atas bahan
peledak kuat (High Explosive) dan bahan peledak lemah (Low Explosive. - Bahan
peledak kuat (High Explosive) Bahan peledak jenis ini memiliki kecepatan
denotasi antara 1.000-8.500 m/s. Bahan peledak kuat berupa campuran yang sering
digunakan baik dalam bidang militer maupun sipil dengan tujuan sebagai
penghancur. Yang tergolong bahan peledak kuat adalah : amatol, ammano, amonium
nitrat fuel oil (ANFO), siklotol, dinamit, oktol, pentolik,pikratol,bomplastik.
- Bahan peledak lemah (Lom
Explosive)
Bahan
peledak lemah bukan merupakan bahan ledak yang penghancur, tetapi digunakan
sebagai bahan isian pendorong pada amunisi, bahan pendorong ini dikenal juga
dengan nama Propelan. Bahan peledak jenis ini memiliki kecepatan detonasi
antara 400-800 m/s. Yang tergolong bahan peledak jenis ini adalah : bubuk hitam
(black powder), bubuk tak berasap (smokeless powder), bahan pendorong roket,
dan bahan pendorong cair.
:: Bahan peledak “Blasting”, yaitu
bahan peledak yang digunakan untuk pertambangan. Sedangkan bahan peledak
Bursting adalah bahan peledak yang digunakan dalam sistem senjata, seperti bom,
granat, kepala ledak dan sejenisnya. Bahan peledak “blasting” dan/atau
“Bursting”.
:: Bahan peledakk “Catridge”,
digunakan sebagai pembentuk metal projectile yang berkemampuan tembus atau
memotong.
:: Bahan peledak “Propellant”,
digunakan sebagai pembentuk gas pendorong dalam peluru senjata atau motor
roket.
:: Bahan peledak “Fuse”, bahan
peledak yang dipergunakan sebagai pembentuk panas, gas, warna dan sebagainya.
:: Bahan peledak “Pyrotechnic”,
bahan peledak yang digunakan sebagai pemula suatu rangkaian proses peledakan.
Pengelompokkan
bahan peledak berdasarkan lingkungan penggunaannya yaitu bahan peledak militer
dan bahan peledak komersial.
> Bahan peledak militer.Bahan peledak militer harus
memenuhi beberapa persyaratan antara lain :
- Harus memiliki daya hancur yang dahsyat (very brissant)
- Peka terhadap pukulan atau tumbukan.
- Mudah terbakar.
- Dapat disimpan dengan stabil.
- Tidak reaktif terhadap logam. dibuat dengan cepat.
Kegunaan.
- Untuk latihan dan operasi militer, destruksi / demolition.
- Bahan peledak komersial
Karakteristik/spesifikasi.
- Bahan peledak komersial harus memiliki beberapa persyaratan antara lain :
--- Peka terhadap suatu reaksi : panas, getaran, gesekan atau
benturan.
--- Mempunyai kecepatan detonasi teertentu (high dan low
explosive).
--- Memiliki daya tahan air (water resistance) terbatas.
--- Dapat disimpan dengan stabil.
--- Menghasilkan gas-gas hasil peledak, yaitu : gas dalam bentuk
molekul lebih stabil.
--- Memerlukan stemming/penyumbatan dalam penggunaannya.
- Macam bahan peledak komersial, adalah semua jenis :
Dinamit,
yang dikenal dengan nama “Nitro Glycerine Based Explosives”, Blasting Agents
(ANFO)“Water Based Explosives” (slurry, Watergel, Emulsion Explosives). Bahan
peledak pembantu “(Blasting Accessories)” seperti Primer (Booster), Detonator,
Sumbu Api, Sumbu Peledak, MS Connector (Detonating Relay), Igniter, Igniter
Cord, Connector dan sejenisnya. Shaped Charges seperti RDX, HMX, dan
sejenisnya.
Kegunaannya:
Pekerjaan
tambang yaitu untuk melepaskan batuan dari batuan induknya antara lain : batu
bara, emas, tembaga, aspal industri semen, industri batu belah, industri batu
kapur, dan sebagainya serta untuk operasi penambangan minyak dan gas
bumi.penghancuran kepal bekas, pengancuran bangunan tua.
D. Bahaya Bahan-Bahan Kimia Dalam
Kehidupan Sehari-Hari.
A.
Polusi Udara
Kelembaban udara bergantung pada
konsentrasi uap air, dan H2O yang berbeda-beda konsentrasinya di setiap daerah.
Kondisi udara di dalam atmosfer tidak pernah ditemukan dalam keadaan bersih,
melainkan sudah tercampur dengan gas-gas lain dan partikulat-partikulat yang
tidak kita perlukan. Gas-gas dan partikulat-partikulat yang berasal dari
aktivitas alam dan juga yang dihasilkan dari aktivitas manusia ini
terus-menerus masuk ke dalam udara dan mengotori/mencemari udara di lapisan
atmosfer khususnya lapisan troposfer. Apabila bahan pencemar tersebut dari
hasil pengukuran dengan parameter yang telah ditentukan oleh WHO konsentrasi
bahan pencemarnya melewati ambang batas (konsentrasi yang masih bisa diatasi),
maka udara dinyatakan dalam keadaan tercemar.
Pencemaran udara terjadi apabila
mengandung satu macam atau lebih bahan pencemar diperoleh dari hasil proses
kimiawi seperti gas-gas CO, CO2, SO2, SO3, gas dengan konsentrasi tinggi atau
kondisi fisik seperti suhu yang sangat tinggi bagi ukuran manusia, hewan dan
tumbuh-tumbuhan. Adanya gas-gas tersebut dan partikulat-partikulat dengan
konsentrasi melewati ambang batas, maka udara di daerah tersebut dinyatakan
sudah tercemar. Dengan menggunakan parameter konsentrasi zat pencemar dan waktu
lamanya kontak antara bahan pencemar atau polutan dengan lingkungan (udara),
WHO menetapkan empat tingkatan pencemaran sebagai berikut:
•
Pencemaran tingkat pertama; yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian
bagi manusia.
•
Pencemaran tingkat kedua; yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan kerugian bagi
manusia seperti terjadinya iritasi pada indra kita.
•
Pencemaran tingkat ketiga; yaitu pencemaran yang sudah dapat bereaksi pada faal
tubuh dan menyebabkan terjadinya penyakit yang kronis.
•
Pencemaran tingkat keempat; yaitu pencemaran yang telah menimbulkan sakit akut
dan kematian bagi manusia maupun hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Indonesia merupakan negara di dunia yang
paling banyak memiliki gunung berapi (sekitar 137 buah dan 30% masih dinyatakan
aktif). Oleh sebab itu Indonesia mudah mengalami pencemaran secara alami.
Selain itu adanya kebakaran hutan akibat musim kemarau panjang ataupun
pembakaran hutan yang disengaja untuk memenuhi kebutuhan seperti terjadi di
Kalimantan dan di Sumatera dalam tahun 1997 dan tahun 1998 menyebabkan terjadinya
pencemaran yang cukup menghawatirkan, karena asap tebal hasil kebakaran
tersebut menyeberang ke negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Asap
tebal dari hasil kebakaran hutan ini sangat merugikan, baik dalam segi ekonomi,
transportasi (udara, darat dan laut) dan kesehatan. Akibat asap tebal tersebut
menyebabkan terhentinya alat-alat transportasi karena dikhawatirkan akan
terjadi tabrakan.
Selain itu asap itu merugikan kesehatan
yaitu menyebabkan sakit mata, radang tenggorokan, radang paru-paru dan sakit
kulit. Pencemaran udara lainnya berasal dari limbah berupa asap yang dihasilkan
dari pembakaran bahan bakar kedaraan bermotor dan limbah asap dari industri.
2.
Polusi Air
Pencemaran air terjadi apabila dalam air
terdapat berbagai macam zat atau kondisi (misal Panas) yang dapat menurunkan
standar kualitas air yang telah ditentukan, sehingga tidak dapat digunakan
untuk kebutuhan tertentu. Suatu sumber air dikatakan tercemar tidak hanya
karena tercampur dengan bahan pencemar, akan tetapi apabila air tersebut tidak
sesuai dengan kebutuhan tertentu, Sebagai contoh suatu sumber air yang
mengandung logam berat atau mengandung bakteri penyakit masih dapat digunakan
untuk kebutuhan industri atau sebagai pembangkit tenaga listrik, akan tetapi
tidak dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga (keperluan air minum,
memasak, mandi dan mencuci).
Sumber penyebab terjadinya pencemaran
air ada beberapa penyebab antara lain apabila air terkontaminasi dengan bahan
pencemar air seperti sampah rumah tangga, sampah lembah industri, sisa-sisa
pupuk atau pestisida dari daerah pertanian, limbah rumah sakit, limbah kotoran
ternak, partikulat-partikulat padat hasil kebakaran hutan dan gunung berapi
yang meletus atau endapan hasil erosi tempat-tempat yang dilaluinya.
Bahan Pencemar air
Pada dasarnya Bahan Pencemar Air dapat
dikelompokkan menjadi:
a. Kimia :
Dalam
kimia bahan pencemaran air digolongkan menjadi dua, yaitu:
• Senyawa Organik : zat warna, detergent, organoklor,minyak
•
Senyawa Arganik :asam, basa, garam,logam berat, zat radioaktif
b.
Fisika :
Ada
2 macam golongan penyebab pencemaran air dalam fisika, yaitu:
•
Materi Terapung : busa, sampah, kayu
•
Materi tersuspensi : kotoran manusia,hewan, dan tanah
c.
Biologi :
Penyebab
pencemaran air yang masuk kedalam kelompok biologi yaitu: mikroba patogen,
lumut, dan tumbuhan air.
Sesuai dengan bahan pencemar yang
terdapat dalam sumber air, maka parameter yang biasa digunakan untuk mengetahui
standar kualitas air pun berdasarkan pada bahan pencemar yang mungkin ada, antara
lain dapat dilihat dari:
a.
warna, bau, dan/atau rasa dari air.
b.
Sifat-sifat senyawa anorganik (pH, daya hantar spesifik, daya larut oksigen,
daya larut garam-garam dan adanya logam-logam berat).
c.
Adanya senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam sumber air.
d.
Keradioaktifan misal sinar ß.
e.
Sifat bakteriologi (misal bakteri coli, kolera, disentri, typhus).
3.
Polusi Tanah
Sumber pencemar udara dan sumber
pencemar air pada umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah. Sebagai contoh
gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen dan oksida belerang yang menjadi bahan
pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan
terjadinya hujan asam sehingga, menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah.
Air permukaan tanah yang mengandung
bahan pencemar misalnya, tercemari zat radioaktif, logam berat dalam limbah
industri, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan
pestisida dari daerah pertanian, dan juga, limbah deterjen, akhirnya juga dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan
ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut.
Dari pembahasan tersebut di atas, maka
sumber bahan pencemar tanah dapat dikelompokkan juga menjadi sumber pencemar
yang berasal dari:
a.
Sampah rumah tangga, sampah pasar dan sampah rumah sakit.
b.
Gunung berapi yang meletus/kendaraan bermotor.
c.
Limbah industri.
d.
Limbah reaktor atom/PLTN.
1)
Komponen Bahan Pencemar Tanah
Komponen-komponen
bahan pencemar yang diperoleh dari sumber-sumber bahan pencemar tersebut di
atas antara lain berupa:
a)
Senyawa organik yang dapat membusuk karena diuraikan oleh mikroorganisme,
seperti sisa-sisa makanan, daun, tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati.
b) Senyawa organik dan senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan/
diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng
dan bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur.
c)
Pencemar Udara berupa gas yang larut dalam air hujan seperti oksida nitrogen
(NO dan NO2), oksida belerang (SO2 dan SO3), oksida karbon (CO dan CO2), menghasilkan
hujan asam yang akan menyebabkan tanah bersifat asam dan merusak kesuburan
tanah/ tanaman.
d)
Pencemar berupa logam-logam berat yang dihasilkan dari limbah?industri seperti
Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah.
e)
Zat radioaktif yang dihasilkan dari PLTN, reaktor atom atau dari percobaan lain
yang menggunakan atau menghasikan zat radioaktif.
2)
Cara pencegahan Dan Penanggulangan
Pencegahan
dan penanggulangan merupakan dua tindakan yang tidak dapat dipisah-pisahkan
dalam arti biasanya kedua tindakan ini dilakukan untuk saling menunjang,
apabila tindakan pencegahan sudah tidak dapat dilakukan, maka dilakukan langkah
tindakan. Namun demikian pada dasarnya kita semua sependapat bahwa tindakan
pencegahan lebih baik dan lebih diutamakan dilakukan sebelum pencemaran
terjadi, apabila pencemaran sudah terjadi baik secara alami maupun akibat
aktivisas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baru kita lakukan tindakan
penanggulangan.
Pada umumnya pencegahan ini pada
prinsipnya adalah berusaha untuk tidak menyebabkan terjadinya pencemaran,
misalnya mencegah/mengurangi terjadinya bahan pencemar, antara lain:
a.
Penghancuran sampah di udara terbuka.
b.
Pemanasan tanpa udara (pirolasi).
c.
Penimbunan ke dalam tanah sehingga menjadi kompos.
Apabila pencemaran telah terjadi, maka
perlu dilakukan penanggulangan terhadap pencemara tersebut. Tindakan
penanggulangan pada prinsipnya mengurangi bahan pencemar tanah atau mengolah
bahan pencemar atau mendaur ulang menjadi bahan yang bermanfaat. Tanah dapat
berfungsi sebagaimana mestinya, tanah subur adalah tanah yang dapat ditanami
dan terdapat mikroorganisme yang bermanfaat serta tidak punahnya hewan tanah.
Langkah tindakan penanggulangan yang dapat dilakukan antara lain dengan cara:
1)
Sampah-sampah organik yang tidak dapat dimusnahkan (berada dalam jumlah cukup
banyak) dan mengganggu kesejahteraan hidup serta mencemari tanah, agar diolah
atau dilakukan daur ulang menjadi barang¬barang lain yang bermanfaat, misal
dijadikan mainan anak-anak, dijadikan bahan bangunan, plastik dan serat
dijadikan kesed atau kertas karton didaur ulang menjadi tissu, kaca-kaca di
daur ulang menjadi vas kembang, plastik di daur ulang menjadi ember dan masih
banyak lagi cara-cara pendaur ulang sampah.
2)
Bekas bahan bangunan (seperti keramik, batu-batu, pasir, kerikil, batu bata,
berangkal) yang dapat menyebabkan tanah menjadi tidak/kurang subur, dikubur
dalam sumur secara berlapis-lapis yang dapat berfungsi sebagai resapan dan
penyaringan air, sehingga tidak menyebabkan banjir, melainkan tetap berada di
tempat sekitar rumah dan tersaring. Resapan air tersebut bahkan bisa masuk ke
dalam sumur dan dapat digunakan kembali sebagai air bersih.
3)
Hujan asam yang menyebabkan pH tanah menjadi tidak sesuai lagi untuk tanaman,
maka tanah perlu ditambah dengan kapur agar pH asam berkurang.
Dengan melakukan tindakan pencegahan dan
penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran lingkungan hidup (pencemaran
udara, pencemaran air dan pencemaran tanah) berarti kita melakukan pengawasan,
pengendalian, pemulihan, pelestarian dan pengembangan terhadap pemanfaatan
lingkungan) udara, air dan tanah) yang telah disediakan dan diatur oleh Allah
sang pencipta, dengan demikian berarti kita mensyukuri anugerah-Nya.
BAB III
KESIMPULAN
Bahan kimia merupakan bahan-bahan
yang biasanya di sebut materi yang semua materi terdiri dari bahan kimia. Namun
dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan “materi” daripada “bahan
kimia”. Berbagai jenis bahan kimia yang kita gunakan dirumah dapat
dikelompokkan berdasarkan penggunaannya yaitu
bahan pembersih, bahan pemutih, bahan pewangi, dan
bahan pembasmi serangga. Ada pula bahan kimia di lingkungan luar rumah tangga yaitu bahan kimia beracun (Toxic), bahan
kimia korosif (Corrosive), bahan kimia mudah terbakar
(Flammable), bahan kimia peledak (Explosive),
bahan kimia
oksidator (Oxidation). Selain itu bahan kimia juga berbahaya dalam kehidupan
sehari-hari seperti polusi udara, polusi air, serta polusi tanah.